06/12/2024

LPIS PURBALINGGA

Lembaga Pendidikan Istiqomah Sambas Purbalingga

SEJARAH

YAYASAN ISTIQOMAH SAMBAS

PURBALINGGA

 

Yayasan Istiqomah Sambas adalah nama sebuah yayasan yang  didirikan pada tanggal 12 Oktober 1999 oleh Bapak H. Suchari Adi Mulyono beserta keluarganya. Yayasan ini berdiri karena rasa keprihatinan yang mendalam terhadap moral generasi masa depan yang semakin jauh dari nilai-nilai ajaran agama Islam. Selain itu tantangan arus globalisasi yang semakin pesat menuntut umat Islam untuk dapat menyesuaikan diri dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Atas dasar keprihatinan tersebut maka Bapak H. Suchari Adi Mulyono beserta keluarganya merasa terpanggil hati nuraninya untuk berpartisipasi dalam memajukan umat Islam dengan mendirikan sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial dan keagamaan.

Dalam angan-angan dan cita-cita beliau melalui lembaga pendidikan yang dikelolanya akan tercipta anak-anak “ Yang benar dan pintar”. Pendidkan pada hakikatnya bukan untuk mencetak generasi muda yang cerdas secara intelektual semata akan tetapi harus juga memiliki ahlak yang luhur. Dalam istilah Jawa kondisi seperti itu disebut sebagai anak yang bener dan pinter. Kondisi yang seperti inilah yang harus diusahakan dalam setiap proses layanan pendidikan.

Sambas adalah kependekan dari nama “Suchari Adi Mulyono Banyumas Asli”. Beliau adalah sosok pengusaha yang ulet dan tangguh serta senantiasa mengedepankan nilai-nilai Islam dalam menjalankan segala aktifitas kehidupannya. Karirnya yang demikian bagus betul-betul merupakan jerih payah yang dibinanya dari bawah. Berawal dari berjualan tahu kemudian jualan rambut, sopir oplet, pedagang bulu untuk sutle cock, rice mill/penggilingan padi, kontraktor, toko mas dan beberapa usaha lain yang banyak ragamnya. Beliau adalah figur manusia amal yang tidak menyukai banyak diplomasi tapi lebih mengedepankan amaliah dalam mewujudkan karya nyata.

Ditengah kesibukan usahanya beliau senantiasa meluangkan waktu untuk  mengisi rohaninya dengan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti menghadiri majlis-majlis ta’lim maupun mengundang  ulama atau kyai secara khusus untuk membimbing beliau dan keluarganya. Bertolak dari hikmah yang didapat dari kegiatannya tersebut beliau ingin menanamkan infestasi berdimensi ukhrawi yang bermanfaat bagi umat Islam dan juga mendatangkan pahala secara terus menerus hingga yaumil qiyamah.

Gagasan awal yang timbul setelah mendirikan yayasan,  beliau bermaksud mendirikan pesantren modern yang berkualitas. Usaha awal untuk mewujudkan gagasan tersebut dilakukan dengan mengadakan study banding ke beberapa pesantren baik salaf maupun modern yang  terpandang di negeri ini. Dari hasil study banding ke beberapa pesantren beliau berkesimpulan bahwa apabila mendirikan pesantren dalam tempo yang singkat akan menemui beberapa kendala antara lain : Pengadaan para tenaga pengelola pesantren khususnya kiai yang kharismatik dan para ustadz /ustadzah. Kendala lain yang dihadapi ialah penyediaan sarana dan prasarana yang sangat beragam seperti masjid, asrama dan berbagai kelengkapan lainnya dalam waktu yang relatif bersamaan.

Setelah mempertimbangkan berbagai kendala yang ada, beliau melakukan konsultasi dengan para Ulama, tokoh pendidikan serta para tokoh masyarakat. Hasil konsultasi tersebut memunculkan  gagasan baru untuk mendirikan lembaga pendidikan yang memiliki kontribusi positif terhadap pembinaan generasi masa depan sebagaimana pesantren yaitu sebuah lembaga pendidikan formal yang unggul, Islami dan modern.

Setelah berkeinginan mendirikan sekolah/madrasah yang unggul akhirnya beliau dan para keluarga kembali melakukan study banding ke beberapa sekolah yang dipandang unggulan di negeri ini. Hasil yang diperoleh dari study banding tersebut beliau tertarik dengan  MIN I Malang Jawa Timur dan SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta.

Perkembangan lebih lanjut menghasilkan hubungan silaturrahim antara Yayasan Istiqomah Sambas dengan kedua lembaga pendidikan tersebut. Pada tanggal 8 Maret 2000 diadakan musyawarah bersama antara Yayasan Istiqomah Sambas dengan Keluarga Besar SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta.

Dari hasil musyawarah tersebut disepakati beberapa hal antara lain :

  1. Kedua belah pihak sepakat untuk bekerjasama mendirikan sekolah / madrasah.
  2. Menyepakati pembagian tugas, yaitu Yayasan Istiqomah Sambas bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarananya kemudian SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta bertanggung jawab tentang pendidikannya.
  3. Menyetujui peresmian sekolah pada bulan Juli 2000.
  4. Menyusun perencanaan langkah-langkah selanjutnya

Dalam musyawarah tersebut sempat terjadi sesuatu yang sangat mengharukan seluruh peserta yang hadir, karena Bapak H. Suchari Adi Mulyono sempat menangis ketika memohon kesediaan pihak Keluarga Besar SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta dan seluruh keluarganya serta para pengurus  yang ada di Yayasan Istiqomah Sambas untuk mewujudkan kehendak beliau tentang pendirian sekolah secepat mungkin.

Hal ini beliau tekankan karena dalam musyawarah tersebut sempat muncul kesepakatan awal bahwa sekolah akan dibuka satu tahun kemudian  yakni tahun 2001. Beliau sangat khawatir apabila dibuka tahun 2001 dirinya tidak sempat menyaksikan dimulainya proses pelayanan pendidikan di sekolah / madrasah tersebut. Beliau  juga sangat rindu ingin segera menyaksikan para peserta didik belajar di sekolah yang dirintisnya. Melihat kesungguhan niat beliau, maka seluruh peserta yang hadir sepakat membuka secara resmi pada tiga bulan kemudian yakni pada bulan Juli tahun 2000.

Setelah empat hari dari rapat yang monumental  tersebut yakni  pada tanggal 12 Maret 2000 Bapak H. Suchari Adi Mulyono mendapatkan anugerah sakit dari Allah SWT, kemudian beliau dibawa ke Rumah Sakit Islam Jakarta, setelah mendapatkan perawatan selama 1 bulan tepatnya pada hari Rabu tanggal  12 April 2000 pukul 06.00 WIB beliau dipanggil oleh Allah SWT.  Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun, ternyata apa yang menjadi kekhawatiran beliau tentang penundaan pembukaan pelayanan pendidikan pada sekolah yang dirintisnya betul-betul merupakan firasat bahwa tidak lama lagi beliau akan berpulang ke rahmatullah.

Setelah beliau wafat akhirnya amanah untuk mewujudkan  cita-cita beliau khususnya dalam mengembangkan yayasan  dilanjutkan oleh istri beliau Ibu Hj. Iftitah Suchari Adi Mulyono beserta putra-putri dan seluruh keluarganya. Sedangkan yang ditunjuk sebagai ketua Yayasan adalah putra sulung beliau yaitu Bapak H. Eling Purwoko.

Yayasan Istiqomah sebagai suatu yayasan yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan mempunyai beberapa lembaga usaha, yaitu lembaga pendidikan,  lembaga ekonomi, serta lembaga dakwah dan lembaga sosial. Yayasan Istiqomah Sambas telah menjalankan fungsi layanan pendidikan formal yang dimulai sejak tahun 2000, yaitu dengan mendirikan :

  1. MI Istiqomah Sambas Purbalingga (tahun 2000)
  2. SMP Istiqomah Sambas Purbalingg (tahun 2005)
  3. PAUD Istiqomah Sambas Purbalingga (tahun 2009)
  4. MA Tahfidzul Qur’an Istiqomah Sambas Purbalingga (tahun 2013)
  5. SMP Istiqomah Sambas Boarding School Purbalingga (tahun 2016)

Selain itu Yayasan Istiqomah Sambas juga menyelenggarakan layanan pendidikan nonfomal yaitu:

  1. Ma’had Aly El-Suchari
  2. Ma’had Tahfidzul Qur’an Putri
  3. Rumah-rumah Qur’an

Dengan semakin kompleksnya perkembangan pengelolaan satuan pendidikan  serta adanya tuntutan dan kebutuhan untuk terus menjaga eksistensi dan kualitas layanan pendidikan tersebut maka yayasan memandang sangat perlu untuk membentuk  suatu lembaga yang secara khusus bertanggung jawab untuk mengelola seluruh satuan pendidikan di bawah Yayasan Istiqomah Sambas yaitu Lembaga Pendidikan Istiqomah Sambas. (LPIS)